Selasa, 07 April 2015

Flash Fiction

Musisi Jalanan
Pagi ini aku lihat lelaki tua bertelanjang kaki berjalan menyusuri jalan. Dengan baju yang compang-camping ia berdiri di depan pasar. Ia pun mengeluarkan seruling banmbu dari sakunya, akhirnya ia tunjukkan bahwa sebenarnya ia adalah musisi jalanan.

Turun ke Jalan
Kemarin mahasiswa turun ke jalan, mereka menuntut sebuah perubahan. Tetapi pak Jokowi enggan menyambangi, ia justru pergi ke perayaan nyepi.
Pohon
Aku ingin menjadi pohon yang teduhkan pelataran hatimu sampai ada yang mampu menebangku.

Sudah Terbiasa
Semalam depot pengisian bbm terlihat lengang, padahal mulai besok harga bbm melonjak. Ah mungkin mereka sudah terbiasa.
Putih
Aku tak mau memasang fotoku disamping angka dua ataupun burung garuda, karena aku tau mereka sedang berebut kuasa dan aku tak mau jadi keledainya.

Rp.1000/1 ml
Tetes parfum dari Al-Hawi, walau cuma Rp.1000 per 1 ml parfum ini tetap wangi sejak pagi sampai masuk mesin cuci.
Bali Sepi

Entah apa yang terjadi Sabtu yang lalu. Tak ada seorang pun di Bali, dan ketika aku buka kalender ternyata aku berlibur di hari raya nyepi. 

Different Ending

Cinderella Sang Perawat

Jam di istana pangeran berdentang tepat pukul 12 malam. Cinderella pun terkejut, ia langsung melepaskan dekapan pangeran yang sedari tadi membuatnya merasa sangat nyaman. Ia berlari pulang menuju rumahnya, langkahnya terhuyung-huyung. Ia takut sihir yang diberikan si peri lennyap ketika ia masih bersama pangeran. Cinderella pun terjatuh karena tersandung anak tangga istana.
Pangeran tak tinggal diam, ia mengejar Cinderella yang menjadi cinta pertama saat mereka berjumpa. Ketika sampai di tangga yang ia temukan hanyalah seorang wanita desa dengan gaun bekas melekat di tubuhnya. Wanita itu tak sadarkan diri, dan pangeran tak mau mendekatinya karena dia yakin bahwa wanita desa itu bukanlah Cinderella.
Lalu pangeran memerintahkan para prajurit untuk menyadarkan wanita desa tersebut dan memulangkannya kembali ke keluarganya. Cinderalla pun dibawa ke ruang perawatan untuk para prajurit istana. Disana ia dirawat oleh nenek tua yang baik hati, dan setelah siuman Cinderella banyak bercerita tentang kisah hidupnya sewaktu dirumah ayah kandungnya. Ia juga bercerita tentang kejamnya perlakuan ibu tiri dan kakak-kakak tirinya. Cinderella diperlakukan seperti budak di rumahnya sendiri. Mendengar cerita Cinderella, nenek tua itu pun mereasa sedih, lalu ia menawarkan Cinderella untuk tinggal bersamanya di ruang perawatan istana. Tanpa pikir panjang Cinderella pun mengangguk dan dengan sangat senang menerima tawaran nenek tua tersebut
Pangeran yang merasa kehilangan cintanya seketika mengurung diri di kamarnya, ia tak menyangka cintanya datang dan pergi begitu cepat. Namun, saat pangeran tenggelam dalam lamunannya. Iwor Azer prajurit yang paling setia kepada pangeran mengetuk pintu dan memberi kabar bahwa ada sedikit harapan untuk pangeran menemukan kembali cintanya. Iwor membawa sepatu yang terbuat dari kayu maple dengan pahatan bertuliskan Cinderela di ujung tumit sepatu.
Sontak, pangeran pun langsung terlihat bersemangat dari sebelumnya. Nafasnya menderu bak nafas kuda, ia langsung memerintahkan prajuritnya untuk mempersiapkan kudanya agar ia dapat menemukan sendiri pengerajin sepatu kayu yang dimiliki Cinderella. Pangeran pergi keasana-kemari, bertanya pada kurcaci yang bekerja sebagai pengerajin sepatu kayu di desa kecil itu. Tetapi, tak ada satu pengerajin pun yang mengaku telah membuat sepatu tersebut. Sampai akhirnya pangeran mulai putus asa, dan memutuskan untuk kembali ke istana.
Beberapa hari di ruang perawatan istana membuat Cinderella mulai mengetahui jenis obat-obatan tradisional. Ia banyak belajar dari nenek tua yang mengasuhnya disana. Sampai suatu hari, Iwor sang prajurit yang sangat loyal kepada pangeran datang ke ruang perwatan dan meminta nenek tua untuk mengobati pangeran. Pangeran jatuh sakit karena hampir seminggu tak mau makan. Mendengar pesan tersebut, Cinderella menjadi gusar hatinya, ia takut pangerannya meninggal. Cinderella dan nenek tua bergegas menyiapkan obat-obatan untuk memulihkan pangeran.
Sesampainya di kamar pangeran, mereka langsung mengobatinya. Namun, obat yang diberikan tidaklah cukup. Mereka membutuhkan ramuan khusus dari desa seberang agar bisa memulihkan tenaga pangeran. Ramuan itu adalah kopi liong dari desa Mayatic. Lalu Iwor pun bergegas mempersiapkan keperluannya untuk mengambil ramuan khusus tersebut. Ia harus cepat karena jika matahari sudah terbenam, di desa tersebut banyak pencuri dan pembunuh yang kerap merampas barang-barang berharga. Iwor pergi menggunakan kuda hitam yang besar, butuh sekitar delapan jam perjalanan untuk menuju kesana.
Sesampainya disana, Iwor bertemu dengan peramal bernama Ranjaz. Ia mengatakan kepada Iwor bahwa pangeran hanya akan sembuh jika ia menemukan cinta dari wanita desa biasa, bukan dari kalangan bangsawan. Iwor pun mendengarkan nasihat Ranjaz dengan bijak dan memberikan batu berwarna merah menyala. Setelah bercengkrama sejenak dengan peramal, Iwor melanjutkan lagi pencariannya.
Iwor terus mencari ramuan yang dikatakan nenek tua, dan akhirnya ia menemukan ramuan tersebut tepat sebelum matahari terbenam. Ketika ia bergegas kembali ke istana, ia ingat bahwa perjalanan akan sangat berbahaya jika ditempuh di malam hari. Lalu Iwor pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di penginapan dan kembali ke istana esok pagi.
Di istana Cinderella hanya bisa menatap wajah pangeran yang terkulai lemah. Ia terus menemani pengeran yang sedang sakit sambil sesekali menuangkan air minum untuk pangeran. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, Iwor pun bergegas berangkat menuju istana, ia menempuh jarak yang tak dekat dan harus beristirahat sesekali. Ia tiba tepat pukul tiga sore, Iwor langsung menuju kamar pangeran dan memberikan nenek tua sebungkus ramuan kopi liong. Nenek dan Cinderella langsung meracik ramuan tersebut agar bisa dijadikan obat untuk pangeran. Setelah selesai meracik ramuan, nenek tua lansung memberikannya pada pangeran. Namun pangeran enggan membuka mulutnya, dan Cinderella pun ikut mencoba memberikan pangeran ramuan tersebut sambil menyanyikan lagu yang merdu. Perlahan pangeran meneguk ramuan tersebut sampai akhirnya ia menghabiskan satu gelas ramuan kopi liong dari desa Mayatic. Pangeran pun mulai siuman sehabis meminum ramuan dari nenek tua dan Cinderella.

Iwor yang teringat dengan nasihat peramal mulai merasakan bahwa, wanita yang dicintai pengeran sebenarnya ada di istana dan dia adalah Cinderella. Setelah beberapa hari beristirahat dan merasa baikan, pangeran berjalan berkeliling desa dengan Iwor. Lalu diperjalanan Iwor menceritakan tentang kisah peramal yang ditemuinya saat mencari ramuan. Iwor pun berkata pada pangeran bahwa sebenarnya wanita yang ia cari selama ini adalah perawat yang menjaga pangeran saat pangeran tidak sadarkan diri. Pangeran pun terkejut dan langsung memacu kudanya menuju istana dan mencari Cinderella di ruang perawatan. Namun sayang sekali, pangeran tidak bertemu dengan Cinderella disana. Ia pun bertanya pada nenek tua kemana Cinderella pergi. Nenek tua pun berkata, Cinderella sudah kembali kerumahnya. Ia berpesan kepadamu untuk tidak mencarinya dan meminta kau unuk menjaga kesehatan. Ciderella berjanji akan menemuimu saat purnama di bulan Desember mendatang sebagai wanita desa biasa. Cinderella akan menemuimu tepat saat ulang tahunmu.   

Penokohan

Romansa Kelas Pekerja

Hari ini tanggal 1 April, Mark memasang wajah yang berseri-seri. Ia bersemangat sekali karena beberapa hari lagi akan terima upah bekerja. Mark bekarja di galangan kapal milik persahaan swasta ternama. Tubuhnya gempal dan tangan besarnya setiap hari bekerja menempa logam-logam yang tebal. Ia menghabiskan 10 jam waktu yang dimilikinya untuk bekerja dengan imbalan yang tentu  kurang sesuai dengan pekerjaannya. Namun, dunia lah yang menuntut ia untuk bekerja seperti itu. Karena jika tidak, ia tak kan mampu menghidupi istri dan anaknya.
Bekerja dengan orang-orang istimewa dengan pekerjaan yang sangat berat membuat Mark menjadi lelaki yang tidak mudah menyerah. Rintangan dan cobaan ia hadapi dengan tenang tanpa mau merepotkan orang di sekitarnya. Amat jarang keluar keluh kesah dari mulutnya. Namun tetap saja, sebagai kelas pekerja sesekali kala “May day” tiba Mark dan teman-temannya berkumpul untuk menuntut hak-hak yang pantas mereka terima. Kenaikan upah, penghapusan outsourcing, dan menuntut untuk kehidupan yang lebih layak jadi bahan utamanya.

Tetapi disisi lain Mark memiliki kepribadian yang berbeda, ketika ia pulang dan bertemu dengan anak istrinya Mark menjadi sangat lembut dan penuh perhatian. Tangannya yang kasar kerap membuai lembut kening putrinya yang bernama Rosa. Mark juga mampu menjadi suami yang baik bagi istinya yaitu Jean.